Terjemah Ar-Rahiqul Makhtum Sirah Kehidupan Nabi

Judul Buku: Sirah Nabawiyah Terjemahan Ar Rahiqul Makhtum
Terjemahan Kitab: Siratur Rasulillah Ar-Rahiq Al-Makhtum
Penulis: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri (Al-Jami’ah As-Salafiyyah India)
Penerbit: Gema Ilmu
Ukuran: buku besar, 16 x 24,5 x 4 cm, 858 halaman, berat: 1.000 gr
Fisik: sampul: hard cover, lapisan doff, shrink plastik, isi: qpp, tinta hitam
Harga: Rp 185.000, Diskon (SKB)

Pengantar Penerjemah Buku Sirah Nabawiyah Terjemahan Ar Rahiqul Makhtum

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga bisa menerbitkan sebuah buku yang sangat dibutuhkan oleh kaum muslimin secara umum. Karena mengenali teladan manusia yang sempurna dan teladan dalam berbuat keadilan menjadi kebutuhan setiap manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Tanpa adanya teladan dan contoh panutan dalam menempuh kehidupan di dunia ini, manusia akan berjalan dalam kegelapan yang sangat gulita. Mereka akan hidup bagaikan binatang yang liar. Oleh karena itu, sudah seharusnya dan sudah semestinya bagi kaum muslimin secara khusus dan semua manusia secara umum untuk mempelajari dan mengikuti teladan hidup yang sejati, yaitu Nabi Muhammad.

Karena hanyalah dengan mengikuti dan meneladi utusan yang terakhir inilah kehidupan yang damai, adil, makmur, dan tentram akan didapatkan. Sedangkan menjalani hidup tanpa bimbingan dan petunjuk beliau, hanya akan menjadi kehidupan yang sempit, gelap, dan penuh kekacauan. Pihak yang kuat akan memakan dan memeras pihak yang lemah, sedangkan pihak yang lemah dan rakyat jelata hanya dalam kebingungan, kesulitan, dan menanggung semua beban. Sementara pihak yang kuat menjadi pihak yang akan bersenang-senang dan mendapatkan segala keuntungan dan kenikmatan di atas penderitaan pihak yang lemah.

Oleh karena itu, para ulama memberikan perhatian kepada perjalanan hidup Nabi Muhammad lalu mereka menuangkannya dalam buku-buku agar menjadi salah satu bahan acuan dalam mempelajari dan meneladani kehidupan beliau. Semoga kehadiran buku terjemah AR-RAHIQUL MAKHTUM ini menjadi sumbangsih kami dalam memperbaiki dan membangun masyarakat. Terkhusus kaum muslimin karena merekalah sebagai orang yang telah mempersaksikan bahwa beliau utusan Allah Ta’ala.

Sebagaimana layaknya sifat manusia yang lalai dan lupa, tentunya akan didapatkan pada edisi terjemahan ini kekurangan dan kesalahan. Sehingga sudilah kiranya Pembaca yang budiman untuk mau memberikan masukan dan saran atas kesalahan yang didapatinya.

Kiranya keberadaan kitab asli yang menempati urutan pertama dalam lomba yang diadakan oleh Rabithah Alam lslam cukup sebagai pengenalan kepada Pembaca bahwa kitab tentang sirah (sejarah) Nabi ini memiliki sekian banyak kelebihan dibanding karya tulis yang serupa dengannya.

Hanya saja dikarenakan adanya penukilan dari beberapa tokoh yang memiliki penyimpangan dan telah di-tahdzir para ulama karena penyimpangannya yang sangat berbahaya, maka ditambahkan lampiran -pada akhir buku terjemah ini tentang tokoh-tokoh tersebut agar para pembaca tidak tertipu dan tidak mengikuti penyimpangannya. Di antara tokoh-tokoh yang dimaksud adalah Sayyid Quthub dan Muhammad al-Ghazali.

Semoga apa yang telah kami upayakan dari penerjemahan kitab tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad ini memberikan faedah bagi seluruh kaum muslimin baik di dunia maupun di akhirat. Amiin.

Penjelasan Asy-Syaikh Abdulullah Al-Bukhari hafizhahullah terhadap Kitab Ar-Rahiqul Makhtum dan penulisnya

Penanya: ”Apakah Kitab ar-Rahiqul Makhtum karya al-Mubarakfuri termasuk kitab tentang sirah (sejarah hidup Nabi) dari ahlussunnah?”

Asy-Syaikh Abdullah al-Bukhari hafizhahullah menjawab,

”Bagaimanakah yang dimaksud dengan menurut ahlussunnah?! Apakah yang dimaksud kitab ini -yang disusun oleh syaikh kami, yaitu asy-Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri termasuk kitab ahli  bid’ah?! Kalau tidak demikian maksudnya, lalu bagaimana maksudnya?!

Yang pasti kitab ini adalah kitab yang asy-Syaikh (Shafiyurrahman) mengumpulkan dalam masalah ini. Beliau telah berusaha memilahnya. Dalam bab ini beliau memiliki sumbangsih meskipun beliau juga memasukkan di dalamnya sebagian riwayat yang butuh ditinjau ulang dan diteliti lebih dalam.”

Asy-Shyaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhari juga menjelaskan tentang guru beliau, yaitu asy-Syaikh Shafiyurrahman alMubarakfuri:

“Adapun asy-Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri juga termasuk orang yang aku belajar kepadanya. Aku membaca di hadapannya kutubussittah. Dan kami sempat melewati beberapa bagian. Kami lebih banyak membaca dari kitab al-Jami (jami’at-Tirmidzi aig). Juga membaca sebagian kitab-kitab nahwu dan sharaf yang masyhur di Negara India. Juga mempelajari sebagian kitab-kitab akidah dan selainnya.

Aku bermulazamah (belajar secara khusus, -pen) sekitar dua tahun. Dan asy-Syaikh (al-Mubarakfuri) lebih banyak diamnya. Ya, dan beliau seorang yang cinta kepada as–sunnah serta membelanya.”